Senin, 09 Mei 2016

Buat pohon kecil yang kini gugur

Bukan tentang kokohnya dahan yang kuat diterjang angin, bukan juga tentang rindangnya daun sehingga bisa menghalangi sinar matahari. Tapi ini tentang bagaimana pohon ini dihidupi, dijaga dan dirawat biar tetap tumbuh besar dan kokoh. Tentang si petani yang menjaga pohon itu agar tetap tumbuh, dia bisa berusaha menjadikan pohon kecil itu tumbuh besar sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat buatnya. Tapi pohon kecil ini layu, daun-daun kecilnya mulai menguning dan kering. Batang-batang kecil yang mulai kokoh kini kering kerontang dan hampir patah. Hingga akhirnya daun-daun keringpun jatuh berguguran, batang-batangpun patah berantakan. Entah harus salahkan alam yang kini sudah tidak bersahabat atau mahluknya yang tidak bisa merawat. Entahlah, hanya tuhan dan pohon kecil itu yang tau. Dan sekarang, tinggal bagaimana pohon itu kembali dirawat, dijaga dan dihidupi agar tetap hidup, mungkin dengan proses yang lama. Agar ranting-ranting itu bisa membesar dan kokoh diterjang angin. Agar daun-daun hijau kembali tubuh dan dapat menghalangi sinar mentari. Agar tumbuh menjadi tanaman yang banyak manfaatnya buat orang banyak. Tapi entah, pohon kecil itu seakan menolak, enggan untuk dibesarkan.
   Dan sekarang saya adalah seorang pemimpi, ribuan mimpi telah mimpikan. Dari bisa menjadi seorang yang kaya raya yang bisa membeli apa saja, atau menjadi seorang petualang yang hilang ditengah belantara dengan meninggalkan segala yang saya punya. Karna mungkin mimpi itu gratis, makanya sering saya bermimpi. Sampai pada suatu hari saya pernah bermimpi menjadi tukang kebun yang merawat pohon kecil yang hampir mati. Sebenernya ga ada yang nyuruh saya untuk rawat pohon yang tiap hari daunnya jatuh satu persatu, entah kenapa, tiba-tiba ingin mungut pohon itu dari sebuah taman, saya bawa pulang, saya pindahkan kedalam pot kecil, dan disimpan dijendela pinggir kamar. Tiap pagi kerjaan saya bertambah sejak saat itu, saya harus perhatiin si pohon kecil itu dengan detail. Dari batangnya yang sangat jelas terlihat kering kerontang, ranting-rantingnya yang terlihat semakin rapuh, dan daun yang terus berguguran satu persatu. Tiap pagi juga saya menyiram si pohon kecil itu.
   Setiap pagi saya terus lakukan itu, sampai satu pagi saya perhatikan, si pohon kecil itu tidak pernah ada perubahan, malah makin parah. Akhirnya dalam mimpi itu saya bermimpi, ingin rasanya lihat pohon kecil itu menjadi segar kembali, tumbuh besar dan akhirnya saya pindahkan ke taman depan rumah, dan si pohon kecil yang masih gugur itu bisa tumbuh rindang dan menyejuki pekarangan depan rumah. Tapi mungkin itu hanya mimpi dalam mimpi, harapan tinggal harapan. Meski hanya sebuah mimpi, entah kenapa terasa seperti nyata. Tapi pada akhirnya saya putuskan untuk tetap bermimpi dalam mimpi. Mimpi itu harus terus dimimpikan, setidaknya saya pernah berbuat baik, meski dalam mimpi. Dan akhirnya mimpi itu terhenti sesaat karna saya kaget dengan suara klakson kendaraan yang lewat dihadapan saya ketika saya sedang menatap sebuah pohon di depan pagar pekarangan rumah orang.


Minggu, 24 April 2016

Hitam putih

Katanya hidup ini harus teguh, kalo hitam ya hitam, putih ya putih, gaboleh abu-abu, karna ga ada celah diantara surga dan neraka. Tapi kadang-kadang suatu posisi yang memaksa kita untuk tidak hitam atau putih, entah itu suatu keputusan atau kebimbangan yang harus dijalankan. Sebuah keadaan yang memaksa kita untuk berada diposisi bimbang, entah harus memilih antara surga dan neraka. Disatu sisi kita tentu sangat mengidam-idamkan surga yang begitu mewah dengan segala fasilitasnya, tapi jalan hidup kita jalani menjadi seorang pemabuk. Apakah salah menjadi seorang pemabuk? tentunya kembali kepada presepsi dan penilaian masing-masing. Disini bukan tentang dosa atau pahala yang kita kejar, tapi tentang bagaimana kita berpikir untuk tetap teruskan hidup. Yang katanya hidup itu ikutin arus, tetap tenang dan biarkan mengalir. Bagaimana kalo aliran itu membawa kita pada satu jalur yang kotor, bau busuk, dan penuh dengan sampah? Apa bisa lawan arus? Tentunya itu balik lagi pada pendirian kita masing-masing.Tentang kebimbangan yang harus dijalani, entah itu sebuah cobaan atau memang pemikiran yang salah. Haruskah terus berputar-putar dengan pemikiran seperti itu? Apa seharusnya mencari solusi tentang apa yang harus dihadapi? Entahlah, setiap orang itu memilih jalan hidupnya sendiri. Tapi kadang keadaan juga sering buat kita jadi buta tentang mana yang putih dan mana yang hitam. Harusnya kita sadar, kita harus tetap menatap luas ditanah yang kini sudah membusuk. karna hidup kita diri kita sendiri yang tentukan. Entah itu hitam atau putih. Karna hidup itu harus saklek, jangan mau dibutakan jelaga-jelaga yang melayang-layang didepan mata. Terlepas dari kebimbangan yang terus memusingkan, menjadi sebuah kebebasan untuk tetap memilih hidup.

Selasa, 12 April 2016

Udara

Bukan tentang senja
Tapi hari ini lebih bermakna
Entah sadar atau tidak
Disela hembusan nafas itu tetap ada

Bukan juga tentang mentari
Tapi hari ini lebih berarti
Seperti api yang terus menyala
Hidup itu akan tetap berwarna

Bukan tentang senja atau mentari
Tapi udara yang terus beraroma
Tanpa disadari udara terus dibawa
Entah menuju surga atau neraka

Tapi hari ini aku sesak
Udara itu ada tapi tiada
Bisa dihisap tapi tak banyak
Hingga aku sisihkan dalam kantong plastik

Biar udara ini tetap ada,
Tetap kuhirup dan kubawa kemana-mana