Bukan tentang
kokohnya dahan yang kuat diterjang angin, bukan juga tentang rindangnya daun
sehingga bisa menghalangi sinar matahari. Tapi ini tentang bagaimana pohon ini
dihidupi, dijaga dan dirawat biar tetap tumbuh besar dan kokoh. Tentang si
petani yang menjaga pohon itu agar tetap tumbuh, dia bisa berusaha menjadikan
pohon kecil itu tumbuh besar sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
buatnya. Tapi pohon kecil ini layu, daun-daun kecilnya mulai menguning dan
kering. Batang-batang kecil yang mulai kokoh kini kering kerontang dan hampir
patah. Hingga akhirnya daun-daun keringpun jatuh berguguran, batang-batangpun
patah berantakan. Entah harus salahkan alam yang kini sudah tidak bersahabat
atau mahluknya yang tidak bisa merawat. Entahlah, hanya tuhan dan pohon kecil
itu yang tau. Dan sekarang, tinggal bagaimana pohon itu kembali dirawat, dijaga
dan dihidupi agar tetap hidup, mungkin dengan proses yang lama. Agar
ranting-ranting itu bisa membesar dan kokoh diterjang angin. Agar daun-daun
hijau kembali tubuh dan dapat menghalangi sinar mentari. Agar tumbuh menjadi
tanaman yang banyak manfaatnya buat orang banyak. Tapi entah, pohon kecil itu
seakan menolak, enggan untuk dibesarkan.
Dan sekarang saya adalah seorang pemimpi, ribuan mimpi telah mimpikan. Dari
bisa menjadi seorang yang kaya raya yang bisa membeli apa saja, atau menjadi
seorang petualang yang hilang ditengah belantara dengan meninggalkan segala
yang saya punya. Karna mungkin mimpi itu gratis, makanya sering saya bermimpi. Sampai
pada suatu hari saya pernah bermimpi menjadi tukang kebun yang merawat pohon
kecil yang hampir mati. Sebenernya ga ada yang nyuruh saya untuk rawat pohon
yang tiap hari daunnya jatuh satu persatu, entah kenapa, tiba-tiba ingin mungut
pohon itu dari sebuah taman, saya bawa pulang, saya pindahkan kedalam pot
kecil, dan disimpan dijendela pinggir kamar. Tiap pagi kerjaan saya bertambah
sejak saat itu, saya harus perhatiin si pohon kecil itu dengan detail. Dari batangnya
yang sangat jelas terlihat kering kerontang, ranting-rantingnya yang terlihat
semakin rapuh, dan daun yang terus berguguran satu persatu. Tiap pagi juga saya
menyiram si pohon kecil itu.
Setiap pagi saya terus lakukan itu, sampai satu pagi saya perhatikan, si
pohon kecil itu tidak pernah ada perubahan, malah makin parah. Akhirnya dalam
mimpi itu saya bermimpi, ingin rasanya lihat pohon kecil itu menjadi segar
kembali, tumbuh besar dan akhirnya saya pindahkan ke taman depan rumah, dan si
pohon kecil yang masih gugur itu bisa tumbuh rindang dan menyejuki pekarangan
depan rumah. Tapi mungkin itu hanya mimpi dalam mimpi, harapan tinggal harapan.
Meski hanya sebuah mimpi, entah kenapa terasa seperti nyata. Tapi pada akhirnya
saya putuskan untuk tetap bermimpi dalam mimpi. Mimpi itu harus terus
dimimpikan, setidaknya saya pernah berbuat baik, meski dalam mimpi. Dan akhirnya
mimpi itu terhenti sesaat karna saya kaget dengan suara klakson kendaraan yang
lewat dihadapan saya ketika saya sedang menatap sebuah pohon di depan pagar
pekarangan rumah orang.